Selasa, 19 Agustus 2014

KISAH SEORANG REMAJA TANGGUNG



Pagi itu aku terbangun pukul 04.30, lalu aku pun melakukan aktivitas membersihkan diri. Setelah selesai, aku pun melaksanakan ibadah subuhku. Pagi itu, aku akan melaksanakan Masa Orientasi Siswa –atau singkatnya MOS- di sekolah baruku. Salah satu SMK favorit di kotaku. Sejujurnya aku tidak begitu tertarik pada kegiatan tersebut, tapi mau tidak mau aku harus mengikutinya sesuai peraturan sekolah. Di sekolah baruku, aku bertemu wajah-wajah asing yang akan menjadi temanku. Baik teman satu ruangan, ataupun satu kelas nanti.
Masa MOS aku habiskan bersama teman-teman dari ruang 6. Di ruangan tersebut diisi oleh berbagai jurusan, termasuk jurusan yang aku pilih. Di ruangan tersebut, aku juga bertemu kembali dengan teman-teman SD, dan SMPku. Ada juga dua orang kakak kelas yang mengawasi ruanganku. Mereka baik, tidak seperti kakak-kakak panitia MOS lainnya. Walaupun aku tahu mereka hanya berakting agar kami para peserta MOS mempunya mental yang berani. Mereka juga memarahi kami bukan tanpa alasan, tapi karena kami melakakukan suatu kesalahan. Tepat di ruangan sebelah, aku melihat seorang kakak kelas. Dia seorang pria. Aku tidak menyukainya, hanya saja aku mengaguminya. Entah apa yang aku kagumi, apakah parasnya yang tampan? Tutur katanya yang sopan? Ataukah karena tingkah lakunya?
MOS di sekolahku dilaksanakan lebih lama dari kegiatan MOS sekolah lain. Sebelum ramadhan, saat ramadhan, dan setelah libur idul fitri. Kegiatan MOS sebelum dan saat ramadhan tidak begitu menarik untuk diceritakan, aku akan bercerita saat kegiatan MOS setelah libur idul fitri. Kegiatannya adalah perkemahan di area sekolah.
Pagi-pagi sekali aku harus berangkat ke sekolah. Karena jika aku terlambat datang, aku  akan diberi hukuman. Tidak lupa juga aku membawa barang-barang yang ditugaskan untuk dibawa. Saa tiba di sekolah, hari masih gelap. Aku datang terlalu pagi, hanya ada beberapa orang yang baru tiba di sekolah. Karena masih gelap, saat hendak duduk aku malah jatuh terperosok ke dalam saluran air (got), untung saja saluran air tersebut kering. Tapi tetap saja lututku terasa sakit dan berdarah. Saat itu tidak begitu banyak orang, jadi aku tidak begitu malu.
Hari itu diisi dengan banyak kegiatan, seperti membuat tenda, merapikan barang-barang bawaan, penjelajahan alam, dan banyak kegiatan lainnya. Saat penjelajahan alam, kita harus melewati hutan bambu, sawah, dan sungai. Tidak disangka, saat sudah setengah perjalanan gerimis mulai turun. Kita disuruh berlari melanjutkan perjalanan agar bias kembali ke area sekolah. Kita harus melewati sungai dengan terburu-buru, diberi lumpur di pipi oleh kakak panita, dan berlari di atas jalan yang berkerikil. Walaupun capek, tapi kami menikmati penjelajahan tersebut.
Sampai di area sekolah. Ternyata hujan semakin deras. Tenda pun akhirnya tidak dapat ditempati untuk tidur pada malam harinya. Akhirnya kami para perempuan disuruh untuk tidur di ruang aula, dan yang laki-laki tidur di ruangannya masing-masing. Keesokan paginya, kami dibangunkan pagi-pagi buta untuk melaksanakan shalat malam dan dilanjutkan dengan ceramah, lalu shalat subuh. Pagi harinya kami diarahkan untuk melaksanakan olahraga, yaitu senam pagi. Dilanjut dengan sarapan, kita diberi sarapan berupa bubur kacang, roti, susu, dan sepotong buah apel. Saat itulah pertama kalinya aku berbicara dengannya. Sebelumnya aku belum pernah berbicara dengannya walaupun satu ruangan. Hanya obrolan antar sesama teman.
Kegiatan resmi ditutup pada sore harinya. Aku senang, karena itu artinya aku sudah resmi memakai seragam putih abu. Aku resmi bersekolah disana.
Esok harinya adalah pembagian kelas tetap untuk setiap jurusan. Kelas yang akan aku tempati selama tiga tahun. Jadi mau tidak mau, aku harus membuat diriku nyaman di kelas itu selama tiga tahun. Aku harus beradaptasi kembali dengan orang-orang baru, karena tak ada satupun orang yang aku kenal saat itu. Akupun berkenalan dengan teman sebangku dan teman yang duduk tepat berada di depanku. Sejak hari itu, aku mulai mencoba berteman dengan teman-teman yang lainnya.
Ini bukanlah akhir dari ceritaku. Justru dari sinilah ceritaku berawal, sebagai remaja tanggung yang mencari jati diri. :)
                                                                                                                        Sukaesih